Hukum Mengucapkan “Iblis Laknatullah“
Mohon pencerahannya ust, Iblis itu kan mmg terlaknat. Lantas boleh ga kita mendoakan dasar iblis Laknatullah…setan Laknatullah…?
Syukron atas jawabannya ust..
Jawaban:
Bismillah walhamdulillah was sholaatu wassalam’ala, Rasulillah wa ba’du.
Iblis dan bala tentaranya berusaha keras mengajak manusia menjadi penghuni neraka bersamanya. Allah berfirman,
إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ لَكُمۡ عَدُوّٞ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّاۚ إِنَّمَا يَدۡعُواْ حِزۡبَهُۥ لِيَكُونُواْ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ
Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. Fathir : 6)
Dari sinilah kemudian muncul dorongan untuk melaknat Iblis. Karena memang mereka makhluk yang pantas mendapat laknat.
Namun, ada hadis shahih yang menerangkan larangan melaknat atau mencela Iblis. Hadis tersebut bersumber dari seorang sahabat yang menceritakan pengalamannya saat membonceng Nabi shallallahu’alaihi wasallam,
كنت رديف النبي فعثرت دابته فقلت تعس الشيطان فقال لا تقل تعس الشيطان فإنك إذا قلت ذلك تعاظم حتى يكون مثل البيت ويقول بقوتي ولكن قل بسم الله فإنك إذا قلت ذلك تصاغر حتى يكون مثل الذباب
“Aku pernah membonceng Nabi shallallahu’alaihi wasallam lalu unta beliau terpeleset. Maka aku berkata, ”Celaka setan !”
Nabipun menegurku” Jangan katakan: Celaka Setan. Jka kamu katakan demikian, setan akan membesar sampai sebesar rumah. Setan akan berkata, ”Dengan kekuatanku”. Akan tetapi ucapkanlah: Bismillah, karena jika kamu mengucapkan bismillah setan akan mengecil sampai menjadi sekecil lalat.” (HR. Abu Dawud dan lainnya)
Hadis Ini, menunjukkan makruhnya ucapan laknat kepada Iblis/setan. Setidaknya karena dua alasan berikut :
[1] ucapan laknat, atau yang semisalnya, akan membuat setan makin percaya diri. Dia mengira bahwa peristiwa yang menimpa kita karena sebabnya.
[2] Setan adalah makhluk terlaknat tanpa perlu kita laknat.
Allah berfirman,
إِن يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦٓ إِلَّآ إِنَٰثٗا وَإِن يَدۡعُونَ إِلَّا شَيۡطَٰنٗا مَّرِيدٗا
Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah inasan (berhala), dan mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang terlaknat. (QS. An-Nisa’ : 117)
Sementara suka mengucapkan laknat, bukan sifat orang Mukmin. Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الْفَاحِشِ وَلَا الْبَذِيءِ
“Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan pula orang yang keji (buruk akhlaqnya), dan bukan orang yang jorok omongannya.” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan lain-lain)
Sebagaimana diterangkan oleh Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, saat beliau menjelaskan mengapa Nabi shallallahu’alaihi wasallam melarang mencela setan,
إن العبد إذا لعن الشيطان يقول: إنك لتلعن ملعناً “. ومثل هذا قول القائل: أخزى الله الشيطان ، وقبح الله الشيطان، فإن ذلك كله يفرحه ويقول علم ابن آدم أني قد نلته بقوتي ، وذلك مما يعينه على إغوائه ، ولا يفيده شيئاً، فأرشد النبي صلى الله عليه وسلم من مسه شيء من الشيطان أن يذكر الله تعالى، ويذكر اسمه ، ويستعيذ بالله منه ، فإن ذلك أنفع له، وأغيظ للشيطان
Seorang jika melaknat setan, dia telah melaknat sesuatu yang telah dilaknat (pent, tanpa perlu dia laknat).
Ucapan yang semisal laknat seperti,
“Semoga Allah menghinakan setan!..
Moga Allah memperburukmu setan!” (pent, ucapan yang populer di tengah kita adalah “setan alas”). Ucapan seperti ini, akan menyenangkan setan.
Dia akan berkata, “Manusia tahu kalau kejadian yang menimpanya karena sebab kekuatanku.”
Tentu ini akan menolong setan dalam menggoda manusia. Sehingga ucapan semacam ini sama sekali tidak bermanfaat. Oleh karenanya Nabi shallallahu’alaihi wasallam memberi arahan saat setan menggoda manusia untuk berdzikir kepada Allah, mengucapkan namanya (pent, dengan ucapan bismillah), atau berlindung kepada Allah dari godaan setan (ber-ta’awwudz). Itu justeru lebih manfaat dan membuat setan jengkel. (Lihat : Zadul Ma’ad, hal. 276)
Ucapan yang Lebih Manfaat
Saat setan menggoda, akan lebih bermanfaat jika kita ucapkan :
[1] bismillah, seperti diajarkan dalam hadis di atas.
[2] atau mengucapkan ta’awwudz :
A’udzbillah minas syaitoonir rojiim.
(Artinya : Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk)
Karena Allah telah memerintahkan,
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ نَزۡغٞ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ
Dan jika setan mengganggumu dengan suatu godaan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sungguh, Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS. Fushilat : 36)
Wallahua’lam bis showab.
***
Ditulis oleh Ustadz Ahmad Anshori
(Alumni Universitas Islam Madinah, Pengajar di PP Hamalatul Qur’an Yogyakarta)
Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/34604-hukum-mengucapkan-iblis-laknatullah.html